SciWriting 1: menegaskan niat
Menyikapi Keluaran Kerja Minimal tidak harus mengorbankan tujuan utama menuliskan ilmu
Menyikapi keriuhan soal Keluaran Kerja Minimal (KKM) di WAG, saya menulis review yang mudah-mudahan relevan dengan kebutuhan teman-teman fungsional madya, utama dan S3 terkait KKM Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mulai diperkenalkan tahun lalu dan mulai berlaku tahun 2023 ini. Saya menyederhanakan terjemahan KKM sebagai publikasi internasional peer reviewed, karena saya baru bisa disitu. Untuk memenuhi KKM, menurut saya ada tiga pagar pembuka.
Pertama, saya memperkirakan seseorang tidak akan memenuhi KKM bila ia sendiri memang tidak menginginkan hal itu. Kalau boleh ndalil, saya mengambil hadits pertama dari kitab 40 hadits (penting) yang dikumpulkan oleh Abu Zakariyya Yaḥya ibn Sharaf al-Nawawi atau Imam Nawawi (1234–1277M) yang membahas tentang niat.
[1] … إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
Bila di awal tahun seseorang sudah berniat memenuhi KKM, rasanya wajar bila di akhir tahun ia memenuhi target yang sudah diniatkan di awal tahun itu. Sebaliknya, bila ia sibuk mengkritisi aturan yang mengikat dirinya itu, maka waktunya akan terisi dengan kesibukan mengkritisi.
Kedua, seseorang mungkin juga tidak bertemu dengan KKM di kahir tahun berjalan bila ia baru menyadari harus memenuhi KKM ketika waktunya sudah tidak mencukupi untuk menyelesaikan KKM. Saya kira, tiap ujian itu diikat dengan waktu. Kalau orang Indonesia senang mendengar dalil, yang saya ingat adalah QS Al-ashr yang sudah dihafal sejak awal belajar ngaji alif-ba-ta.
Bayangkan bila keramaian polemik tentang pagu kinerja BRIN itu baru kita akhiri di ujung triwulan 1, kemudian dengan segala keberatannya seseorang baru bisa menyeseuaikan diri setelah triwulan 2 habis. Saya kira waktu satu semester terlalu sempit untuk menyelesaikan KKM dari scratch.
Ketiga, seseorang juga tidak akan memenuhi KKM kalau ia tidak menempatkan diri pada lingkungan yang mendukung terwujudnya KKM itu. Mengapa kita perlu lingkungan? Karena trend authorship paper sekarang biasanya dikerjakan secara berjamaah [2]. Setidaknya oleh dua orang, sedang keumumannya oleh 4 orang atau lebih. Beruntung di jaman work from anywhere (WfA), hal ini bisa dicapai dengan kerja bareng antar authors yang tidak ada di satu tempat. Meskipun demikian, sebagai mahluk sosial saya kira kita akan merasakan iklim yang lebih kondusif bila berada di lingkungan yang orang sekitarnya semuanya on fire. Bagi seorang pemula, berada di sekitar orang yang terbiasa publish akan lebih membantu. Sebaliknya, alangkah beratnya bagi seorang yang berpengalaman untuk menulis di lingkungan yang tidak kondusif: berisik, banyak protes berseliweran, dan tidak punya kebudayaan menulis dan membaca.
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa segera memenuhi KKM di tahun berjalan? Jawabnya sederhana: muhasabah. Terkait dengan 3 kemungkinan diatas, muhasabah itu melihat kedalam diri sendiri: “Am I”? Dan mulai mengerem “You have to!”
Mudah-mudahan berguna.
[1] Terjemahan lengkapnya berbunyi: Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar
bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya,
dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa
yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah
dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia
atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu
kepada apa yang ditujunya”.
Bila ingin detil, silahkan baca syarah/penjelasan hadits Arbain Nawawi yang banyak tersedia di toko buku. Yang tertua adalah yang ditulis oleh Ibn Daqiq al-'Id (1228–1302), seorang hakim di Mesir yang hidup sejaman dengan Imam Nawawi.
[2] Kalau pelajaran shalat berjamaah digunakan, koleksi hadits tentang keutamaan jamaah bisa dibaca di kitab “Lubbabul Hadis” karya Jalaluddin As-Suyuthi (1445–1505) bab ke sembilan.
Tulisan yang sangat mudah dipahami dan berorientasi memberikan sudut pandang detil pada pembaca. Good Pak Yus
Menerjemahkan "berjamaah" itu variasinya bisa sangat banyak, ada yang sesuai etik, ada pulang yang nyerempet2, atau bahkan melanggar