Jalan STKK yang disusuri akan sampai pula ke KKM, bagaimana itu bisa dicapai?
Clue pertama seperti yang sudah terbit di SciWriting 01 adalah niat. Niat dalam panduan orang Syafi’i berbeda dengan azam. Niat adalah perbuatan hati di awal kegiatan yang sudah riil dikerjakan. Dalam bahasan wudhu, niat itu diikrarkan (di hati/lisan) saat rukun wudhu pertama yakni saat membasuh muka meskipun sunnahnya wudhu sudah dikerjakan sebelumnya saat berkumur. Sementara azam untuk memenuhi KKM mungkin di-trigger oleh ketakutan bahwa tunjangan kinerjanya akan dipotong annually sampai nantinya akan tergerus 30%. Analoginya, niat untuk menghadirkan KKM baru dimulai saat kita berusaha me-recycle STKK lama menjadi tulisan yang bermanfaat. Syukur-syukur bermanfaat fiddunya wal akhirat.
Mengapa mulainya dari me-recycle STKK lama? Karena STKK baru hampir tidak mungkin menghasilkan terbitan ilmiah bereputasi global, kalau koridornya menggunakan artikel SciWriting 02. Untuk Springer dan Nature, perlu waktu setahun hanya untuk submit, review, online first, dan kemudian published dengan penanda Volume dan Nomor terbitan. Untuk publisher (maaf) bel gedhuwel beh yang sedang jadi polemik, bisa saja waktunya dipercepat menjadi 3 bulan. Rentang waktu itu ditulis di artikel yang sudah terbit, dan kejujuran publisher itu bermanfaat bagi kita untuk mengukur kemana kita akan memilih.
STKK lama biasanya dibangun oleh preferensi atau pertemanan karena pelaksanaanya akan menggunakan hukum “Kamu ada dibawah aku dan aku bosnya. Aku minta apa yang kamu hasilkan atas nama Instruction Sheets dan Technical Notes”. Eit, STKK kan bukan hanya di level Work Package (WP) yang mini, tapi juga ada level Group Leader yang memimpin beberapa Leaders. Diatasnya lagi ada troika yang menjalankan fungsi bersama sebagai pemimpi (tanpa n) oleh Kepala Program, perealisasi dari sisi teknis oleh Chief Engineer, dan perealisasi dari sisi pengaturan anggaran oleh Program Manager. Diatasnya lagi sebenarnya masih ada, yakni struktural Eselon 2 yang dengan tanda tangannya ia nantinya akan turun dari jabatan struktural menjadi fungsional Perekayasa Utama. Dari tataran filosofi, dari tumpukan STKK yang kita cari, KKM yang dijadikan tujuan adalah produk seorang Leader dan sekumpulan Engineering Staffs sedang jabatan fungsional perekayasa diatasnya adalah manajerial. Well, anggap saja begitu karena pengalaman resmi penulis artikel ini baru sampai level Leader.
Maka kalau di STKK “Rainfall-induced longsor” didalamnya givenly ada geografer, matematikawan, dan mikrobiologis; STKK itu kemudian mendapat karunia mahasiswa magang yang peran utamanya menghitung spasial curah hujan. Para anggota WP dan pemagang kemudian pergi ke lapangan dan ukur sana-sini guna mengetahui fenomena longsor mini di lapangan. Dari 30 data yang dicita-citakan, ternyata hanya terkumpul 22 dari satu kerja lapangan yang sudah extended dengan modal extra dan setelah diverifikasi ulang hanya keluar 10 data yang sah sesuai metodologi. Hm .. STKK seperti ini sementara dilupakan dulu dari cita-cita KKM.
Lalu ada contoh lagi STKK “Benfit/cost analysis tsunami early warning system”. STKK ini berhasil nembus Delft Socio-hydrology Conference seri 1 di Delft dan online. Alhamdulillah kerja lapangannya selesai di 2020-2021 dan masih nombok juga di 2022 meskipun untuk kebutuhan data yang sebenarnya minor. STKK ini lumayan karena dari presentasi di 2021 bisa menjadi modal untuk tampil di jurnal ilmiah. Kekurangannya? Tim yang dibentuk masih given dari skill yang tidak bersambung. Kekurangan lain, diantara para authors tidak saling menguatkan untuk mewujudkan KKM karena STKK dibentuk sebelum era KKM. Nggak pa-pa, namanya juga pengalaman.
Adakah STKK yang ideal yang menghasilkan? Mungkin STKK 2022 yang menghasilkan prosiding di pertemuan EGU General Assembly 2022 di Wina dan online. Meskipun hasil akhirnya belum ideally final untuk ukuran internationally recognized knowledge, tapi setidaknya sudah berhasil memenuhi KKM yang di 2022 boleh berupa prosiding1. Kerja bareng ini tinggal diulang agar menghasilkan KKM yang berguna bagi nusa-bangsa dan bangunan ilmu dunia. Begitu target kerennya, mohon doa para pembaca.
Jadi apakah masing-masing kita akan bisa mencomot sebuah STKK lama agar menghasilkan KKM terindeks global? Well, may be we can discuss that! Toh pengalaman di artikel ini juga belum sampai ke ujung yang diniatkan di awal kegiatan. Selamat memilih-milih, mudah-mudahan artikel ini membantu.
اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ
“ … bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga di perbatasan … “ (Q.S. 3. Ali Imran:200 bagian tengah)
Di tahun itu, capaian apa saja belum diperhitungkan sebagai faktor diskon tunjangan di tahun mendatang
Leres.. apapun bisa diolah jadi sesuatu, termasuk STKK. Kalau STKM mah beda, dia udah termasuk produk akhir. STKM (SaTe Kambing Muda) :-)
Top markotop